Buah Asal Papua Ini Dipercaya Bisa Menangkal Berbagai Penyakit

Diposting oleh Nurdian on Senin, 24 Juli 2017

Sepintas, buah ini terlihat seperti Nangka atau Cempedak. Namun apabila sudah masak, kulitnya berubah warna menjadi merah kehitaman. Sesuai warnanya, penduduk Papua menyebut buah ini dengan nama Buah Merah.

Uniknya, Pohon Buah Merah hanya bertumbuh di Bumi Cendrawasih. Penduduk setempat mempercayai buah ini mampu meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit.

Buah Merah memiliki banyak khasiat. Antara lain, mampu meredakan penyakit asam urat reumatik, kanker, tumor, stroke, diabetes, jantung, dan meningkatkan kecerdasan, serta gairah dan kesuburan.

Bahkan, banyak penderita HIV/AIDS di Papua menjadikan buah ini sebagai obat peningkat daya tahan tubuh. Sehingga daya tahan tubuh mereka tidak mudah turun. Intinya Buah Merah ini akan meningkatkan daya tahan tubuh. Itu berdasarkan pengalaman orang yang terserang HIV/AIDS.

Cara merasakan khasiat Buah Merah ini tidak dengan memakannya seperti kita mengkonsumsi buah-buahan. Buah Merah harus lebih dulu diubah menjadi minyak buah.

Proses pembuatannya, Buah Merah dipetik kalau warnanya sudah merah semua. Kita belah, dan daging di tengahnya buang. Kemudian dikukus sampai mendidih, sampai bijinya terkupas keluar buih-buih putih.

Setelah mendidih, air rebusan Buah Merah tersebut disaring hingga bersih dari ampas. Air saringan itu rebus lagi dengan api kecil sampai keluar minyak. Minyaknya kita angkat pelan-pelan dengan sendok.

Satu Buah Merah ukuran sedang mampu menghasilkan minyak Buah Merah seberat 200 cc. Di Papua, Buah Merah menjadi komoditi bagi petani Mimika, Kabupaten Timika. Buah Merah panennya sekali per tahun. Satu pohon biasanya menghasilkan lima sampai sepuluh Buah Merah.

Jika Anda tidak ingin repot dengan merebus buah Merah Papua ini, Anda bisa membeli suplemen herbal dalam bentuk softgel bernama Redoten. Khasiat dan manfaatnya sama saja seperti minyak dari buah Merah Papua.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar